Selasa, 25 November 2014

PESAN BAPAK-IBU UNTUK ANAKNYA DI FACEBOOK


(Cerita sore dan sahabat-sahabat jangan lupa membacanya walaupun hanya sebentar, luangkan yach ini penting)
Seorang pemuda & pemudi masing-masing duduk di hadapan laptopnya Login facebook. Pertama kali yang dicek adalah inbox. Hari ini dia melihat sesuatu yang tidak pernah dia pedulikan selama ini. Ada 2 dua pesan yang selama ini ia abaikan oleh masing-masing anak. Pesan pertama, spam. Pesan kedua…..dia membukanya dan Ternyata ada sebuah pesan beberapa bulan yang lalu dari Bapak dan Ibunya.
Diapun mulai membaca isinya:
“Assalamu’alaikum. Ini kali pertama Bapak dan Ibu mencoba belajar menggunakan facebook. Bapak dan ibu mencoba menambah kamu sebagai teman sekalipun Bapak dan ibu tidak terlalu paham dengan itu. Lalu bapak mencoba mengirim pesan ini kepadamu, Maaf!! Bapak tidak pandai mengetik. Ini pun kawan Bapak yang mengajarkan. Bapak dan ibu hanya sekedar ingin mengenang.
Bacalah ! : Saat kamu kecil dulu, Bapak masih ingat pertama kali kamu bisa ngomong. Kamu asyik memanggil : Bapak, Bapak, Bapak... ibu, ibu..... Bapak&Ibu mu Bahagia sekali rasanya anak-anak Bapak sudah bisa me-manggil2 Bapak, sudah bisa me-manggil2 Ibunya”.
Bapak sangat senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang Bapak ucapkan ketika umurmu 4 atau 5 tahun. Tapi, percayalah. Bapak dan Ibumu bicara dengan kamu sangat banyak sekali. Kamulah penghibur kami setiap saat walaupun hanya dengan mendengar gelak tawamu. Saat kamu masuk SD, bapak masih ingat kamu selalu bercerita dengan Bapak ketika membonceng motor tentang apapun yang kamu lihat di kiri kananmu dalam perjalanan. Ayah mana yang tidak gembira melihat anaknya telah mengetahui banyak hal di luar rumahnya.
Bapak dan ibu mu jadi makin bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya sekolah, Bapak & Ibu sangat mengiginkan kamu menjadi anak2 yang pandai dan taat beribadah kepada Alloh SWT. Masih ingat jugakah kamu, saat pertama kali kamu punya HP? Diam2 waktu itu Bapak menabung karena kasihan melihatmu belum punya HP sementara kawan2mu sudah memiliki. Ketika kamu masuk SMP kamu sudah mulai punya banyak kawan-kawan baru. Ketika pulang dari sekolah kamu langsung masuk kamar. Mungkin kamu lelah setelah mengayuh sepeda, begitu pikir Bapak. Kamu keluar kamar hanya pada waktu makan saja setelah itu masuk lagi, dan keluarnya lagi ketika akan pergi bersama kawan-kawanmu.
Kamu sudah mulai jarang bercerita dengan Bapak. Tahu2 kamu sudah mulai melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi. Kamu mencari kami saat perlu2 saja serta membiarkan kami saat kamu tidak perlu. Ketika mulai kuliah di luar kotapun sikap kamu sama saja dengan sebelumnya. Jarang menghubungi kami kecuali disaat mendapatkan kesulitan. Sewaktu pulang liburanpun kamu sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet kamu, dengan dunia kamu.
Bapak bertanya-tanya sendiri dalam hati.
Adakah kawan2mu itu lebih penting dari Bapak dan Ibumu?
Adakah Bapak dan Ibumu ini cuma diperlukan saat nanti kamu mau nikah saja sebagai pemberi restu?
Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?
Kamu semakin jarang berbicara dengan Bapak dan Ibu lagi. Kalau pun bicara, dengan jari-jemari saja lewat sms. Berjumpa tapi tak berkata-kata. Berbicara tapi seperti tak bersuara. Bertegur cuma waktu hari raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu buang muka. Dimarahi, malah menjadi-jadi.
Malam ini, Bapak sebenarnya rindu sekali pada kamu. Bukan mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu. Cuma Bapak sudah merasa terlalu tua. Usia Bapak dan Ibu sudah diatas 65 an. Kekuatan Bapak dan Ibu tidak sekuat dulu lagi.
Bapak dan Ibu tidak minta banyak…
Kadang-kadang, Bapak cuma mau kamu berada di sisi bapak dan ibu. Berbicara tentang hidup kamu. Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu. Menangis, mengadu, bercerita pada Bapak dan ibu.
Andaipun kamu sudah tidak punya waktu samasekali berbicara dengan Bapak dan ibu, jangan sampai kamu tidak punya waktu berbicara dengan Alloh SWT anak-anak ku, Jangan letakkan cintamu pada seseorang didalam hati melebihi cintamu kepada Alloh. Mungkin kamu mengabaikan Bapak dan ibu, namun jangan kamu sekali2 mengabaikan perintah- perintah Allah SWT.
Maafkan Bapak dan ibu ... anak ku atas segalanya.......
Maafkan Bapak dan ibu ... anak ku atas curhat ini.......
Jagalah sholat mu jangan sekali-kali meninggalkannya....
Jagalah hati mu jangan mentang-mentang sudah kaya....
Jagalah Keimanan mu sebab banyak orang yang menggadaikannya...
Tidak terasa Pemuda dan Pemudi itu meneteskan air mata, terisak- terisak ... Dalam hati terasa perih tidak terkira...................Bagaimana tidak ? Sebab tulisan ayahandanya dan Ibundanya itu dibaca setelah 3 bulan beliau pergi untuk selama-lamanya.
Semoga Renungan Sore ini mengingatkan kita, walaupun jauh dari mata namun jangan lupa ingat kedua orang tua kita, sejelek apapun tetap Bapak dan Ibu kita yang telah membesarkan diri kita. Semoga bermanfaat....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar