Senin, 04 November 2013

Cinta


"Hingga kematian memisahkan kita" suatu ungkapan yang sering diucapkan oleh sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta. Tetapi bagi sebagian pasangan setelah menikah, ungkapan tersebut berubah menjadi "hingga perceraian memisahkan kita"

Bagaimana kita dapat membangun suatu pernikahan yang sukses? Terkadang pasangan lebih memikirkan persiapan pesta pernikahan yang sempurna daripada rencana kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan itu. Padahal yang paling utama adalah kelangsungan hidup pernikahan itu sendiri karena hidup pernikahan memiliki kesulitan tersendiri. Ada banyak pasangan mengalami perpecahan karena tidak menyadari titik rawan pernikahan. Titik rawan itu biasanya timbul dari komunikasi yang buruk, hal-hal yang berkenaan dengan jenis kelamin dan rohani yang tidak sehat. Namun kebahagiaan dapat diraih apabila pernikahan itu memiliki harapan dan pandangan yang positif terhadap kehidupan, memiliki konsep yang realistis tentang cinta, mampu mengkomunikasikan perasaan-perasaan, mengerti dan menerima perbedaan jenis kelamin, mampu mengambil keputusan dan menyelesaikan perselisihan serta memiliki suatu landasan rohani dan tujuan yang sama. Bagaimana cinta dapat
memperkuat suatu hubungan pernikahan?

Anatomi Cinta

Apakah cinta itu? Cinta tidak mudah dimengerti. Dalam cinta terkandung kasih sayang dan kemarahan, kegairahan dan kebosanan, kestabilan dan perubahan, pembatasan dan kebebasan. Robert Stenleg, seorang psikologi dari Yale University telah mengembangkan suatu model segitiga cinta, yaitu salah satu pandangan yang paling terkemuka yaitu "Cinta bagaikan sebuah segitiga yang memiliki tiga sisi; gairah, keintiman dan komitmen."

a. GAIRAH. Sebagai sisi pendorong perasaan untuk bercinta. Gairah bersifat sensual dan seksual, ditandai oleh rangsangan biologis dan suatu keinginan yang besar akan kasih sayang yang dinyatakan secara fisik.

b. KEINTIMAN. Sebagai sisi emosional. Keintiman merupakan isi kerinduan hati yang terdalam akan kedekatan dan penerimaan. Apabila dua orang tidak saling mengenal secara mendalam, mereka tidak dapat menyatu dan dipersatukan. Sebab timbulnya cinta tergantung kepada kedekatan, komunikasi dan saling berbagi. Sehingga tanpa keintiman, pasangan akan tetap merasa sendiri, walaupun mereka sudah hidup dalam satu atap.

c. KOMITMEN. Sebagai sisi Kognitif dan kemauan. Komitmen memandang ke masa depan yang tidak kelihatan dan berjanji akan berada di sana hingga akhir hayat. Komitmen menjanjikan kepastian dan menjaga cinta terhadap pasangan, saat gairah menjadi redup.

Tahap-tahap Cinta

Cinta yang menggairahkan pada awal pernikahan tidak dapat menjamin langgengnya suatu pernikahan. Tetapi kemampuan untuk menerima sifat cinta yang berubah-ubah akan membuat pasangan rileks saat menghadapi tekanan yang menguji daya tahan setiap pasangan. 

Pernikahan merupakan sebuah perjalanan atau tahap-tahap cinta yang dapat diperkirakan sebelumnya. Setiap tahap dibangun di atas tahap yang lain, kemudian dibawa ke dalam cinta yang utuh.

a. ROMANTIS. Merupakan tahap awal dimana pasangan-pasangan melupakan individu dan identitas masing-masing dan berusaha saling menyukai satu dengan lainnya serta menikmati keindahan, kebahagiaan dan rasa memiliki.

b. KEKUATAN PERGUMULAN. Tahap yang penuh dengan ketegangan dimulai dari munculnya ketidakserasian dan perbedaan-perbedaan yang makin nyata.

c. KERJA SAMA. Pasangan-pasangan pada tahap ini menyadari bahwa cinta lah yang terutama. Bukan melihat luat tetapi melihat ke dalam pada diri masing-masing pihak dan memilkul tanggung jawab atas masalah-masalah pribadi mereka.

d. KEBERSAMAAN. Inilah tahap dimana ada rasa saling menyatu dan saling memiliki sehingga mendatangkan rasa aman. 

e. KREATIVITAS BERSAMA. Pada tahap ini irama keintiman tiba pada pengembangannya.
Masing-masing pasangan berkreativitas bersama-sama mengembangkan suatu jaringan hubungan yang bermakna untuk mendukung pernikahan dan memperdalam kebahagiaannya.

Membuat Cinta Bertahan Seumur Hidup Cinta yang abadi tidak terjadi begitu saja, tetapi harus dipelajari, dipratekkan dan diasah. Pernikahan yang sukses adalah hasil dari dua orang yang bekerja sama dan trampil untuk mengembangkan cinta mereka.

Berikut ini ada beberapa petunjuk untuk mengembangkan pernikahan:

a. Memelihara Gairah
Beberapa strategi untuk memelihara gairah : 
1. Lakukan sentuhan yang bermakna
2. Rencanakan pengalaman-pengalaman yang saling membahagiakan .
3. Berikan pujian kepada pasangan anda.

b. Memelihara Keintiman
Beberapa hal yang harus diingat untuk memelihara keintiman.
1. Luangkan waktu bersama
2. Dengarkan dengan telinga ke tiga
3. Praktekkan penerimaan tanpa syarat

c. Memelihara Komitmen
Untuk memelihara unsur komitmen yang penting dalam pernikahan, ada beberapa petunjuk yang dapat dijadikan sebagai referensi, yaitu :
1. Hargailah tingginya nilai komitmen
2. Penuhilah kebutuhan-kebutuhan pasangan anda
3. Jadikan komitmen sebagai bagian dari keberadaan anda

Komunikasi yang Baik

Komunikasi yang baik dibangun atas dasar "siapa kita" baru kemudian "apa yang kita lakukan". Untuk menikmati komunikasi yang baik dalam pernikahan, ada tiga sifat pribadi yang harus dimiliki, yaitu kehangatan, ketulusan dan empaty.

a. KEHANGATAN. Pasangan datang kepada kita dengan sekumpulan kelemahan dan kekurangan yang tidak dapat diterima, beberapa di antaranya sudah diketahui dan masih banyak yang belum ketahuan. Abaikanlah kekurang tersebut demi keindahan yang ada di balik itu. Kunci kehangatan adalah penerimaan. Daripada hanya menilai dan menuntut, lebih baik kita menerima perasaan dan tindakan orang yang kita cintai. Kehangatan memperkuat rasa percaya diri dan menahan dia agar tidak mengubah kepribadiannya dan berpikir seperti yang kita inginkan.

b. KETULUSAN. Ketulusan diekspresikan bukan dengan kata-kata, tetapi dalam nada suara dan 
perilaku non verbal, mata dan sikap tubuh kita. Seseorang dapat menghujani pasangan dengan cinta tetapi bila tidak ada ketulusan cinta itu akan hampa.

c. EMPATI. Contoh ilustrasi, "Cara terbaik untuk mencegah agar kita tidak menginjak kaki pasangan kita adalah dengan meletakkan diri kita di dalam sepatunya" ilustrasi ini menggambarkan bahwa, Empati adalah melihat dunia dari pandangan pasangan kita. 

Perusak Pernikahan

Jika hendak menumbuhkan kebahagiaan dengan pasangan kita, kita perlu menghindari racun dalam pernikahan sebagai berikut :

a. Mengasihi diri sendiri
b. Mempersalahkan orang lain. Ketidakbahagiaan dapat disebabkan oleh kebiasaan yang cenderung selalu menyalahkan pasangan (salah satu pasangan menjadi kambing hitam). Perlu diingat bahwa ketidakbahagiaan tidak pernah disebabkan oleh satu orang, artinya bukan mencari "siapa yang salah" tetapi "apa yang salah".
c. Dendam. Bila kita terus memikirkan kekecewaan, sakit hati dan kemarahan, kemudian mengingat-ingat perlakuan yang tidak adil terhadap diri kita, akan menambah emosi dan menghancurkan semangat untuk menumbuhkan kebahagiaan.

Apa yang Perlu Diketahui Setiap Suami Mengenai Istrinya 

Kebutuhan istri yang paling mendasar dalam pernikahan adalah untuk dicintai, dimengerti dan dihargai. 

a. DICINTAI. Apa yang dapat dilakukan seorang suami untuk menunjukkan cintanya kepada istrinya ? Pikirkan ungkapan "Aku Mencintaimu". Bagi beberapa pria merasa tidak perlu untuk mengucapkan kata tersebut, tetapi bagi seorang istri butuh (ingin mendengar) ungkapan tersebut dari suaminya.

b. DIMENGERTI. Bagi wanita dimengerti berarti menerima perasaan-perasaannya, misalnya
mendengarkan, memahami dan merepleksikan apa yang sedang dipikirkan atau dirasakan oleh pasangan.

c. DIHARGAI. Menghargai istri berarti menghargai dan mendukung keputusan-keputusan dalam memenuhi impiannya. Untuk memulainya, jangan berusaha untuk mengubah atau memanipulasinya. Tetapi hormati kebutuhan, keinginan dan nilai-nilai serta haknya. Akibat sikap menghargai ini, seorang istri akan lebih bersikap santai dan terbuka.

Apa yang Harus Diketahui Istri Mengenai Suaminya

Kebutuhan suami yang paling mendasar dalam pernikahan adalah dikagumi, memiliki otonomi dan menikmati kegiatan bersama.

a. DIKAGUMI. Suami mengukur harga dirinya melalui apa yang sudah dicapai, besar atau kecil hasil yang dicapai membutuhkan pengakuan dari istrinya. Pengaguman adalah bahan bakar yang dibutuhkan pria untuk lebih maju karena memberikan kekuatan. Tetapi perlu diingat, jangan pernah berpura-pura mengagumi dengan kata-kata pujian. Sebaiknya agar pengaguman istri benar-benar memiliki nilai, pujian itu harus tulus tercermin dalam perasaan yang sesungguhnya.

b. PERLU OTONOMI. Sebagian kebutuhan otonomi adalah memberi ruang untuk suami (kebutuhan untuk menyendiri). Ada istri mengeluh karena suami mereka tidak segera menceritakan hal-hal yang dialami suaminya apabila sampai di rumah sepulang dari kantor. Tanpa menyadari suami ingin membaca koran atau menyiram tanaman atau apapun yang dilakukan lebih dahulu untuk menyegarkan pikiran mereka sebelum memulai bercakap-cakap.

c. KEGIATAN BERSAMA. Seorang pria membangun keintiman dengan cara yang berbeda. Ia membina hubungan dengan melakukan pekerjaan secara bersama-sama. Misalnya bekerja di kebun, melakukan pekerjaan rumah, pergi nonton bersama istrinya. Suami menjadikan istri sebagai teman. Hal ini sangat baik apabila istri ikut dalam kegiatan bersama tersebut.

Kesalahan yang Dilakukan oleh Pasangan Suami Istri

a. MENGKRITIK. Mengeluh itu baik, mengungkapkan keluhan jauh lebih daripada mendendam di dalam hati. Sepintas tampaknya tidak ada perbedaan antara mengeluh dan mengkritik. Tetapi perbedaannya sangat besar. Artinya, mengkritik lebih merupakan tindakan yang menyerang kepribadian seseorang, misalnya menyalahkan dan membuat sebuah serangan pribadi atau tuduhan. Sementara mengeluh adalah suatu komentar mengenai sesuatu yang tidak diinginkan. Menerima sebuah kritikan jauh lebih buruk daripada menerima suatu keluhan.

b. MENGHINA. Penghinaan adalah racun bagi hubungan. Ketika penghinaan muncul, perasaan positif
terhadap pasangan akan lenyap.

c. MEMBELA DIRI.

d. MEMBISU. Membisu seringkali dianggap sebagai usaha agar tidak membuat persoalan semakin buruk. Tetapi mereka tidak menyadari bahwa membisu adalah tindakan yang sangat berpengaruh. Tindakan tersebut menyatakan suatu penghinaan, sikap dingin dan keangkuhan yang bisa membuat pernikahan menjadi rapuh.

BERTENGKAR DENGAN BAIK

Tidak adanya konflik (konflik yang wajar) dalam rumah tangga bukanlah tanda yang baik bagi pernikahan. Pasangan yang menolak menerima konflik sebagai bagian dari pernikahan akan kehilangan kesempatan untuk secara kreatif menantang dan ditantang. Jadi konflik adalah wajar dan tidak lagi selalu menggambarkan suatu krisis, melainkan sebuah kesempatan untuk berkembang. 

Bagaimana Cara Bertengkar Dengan Baik ?

a. Jangan lari dari pertengkaran.

b. Pilihlah pertengkaran dengan hati-hati. Apabila hendak marah karena dalam melaksanakan
pekerjaan rumah si pasangan tidak sesuai dengan keinginan kita, maka pikirkan terlebih dahulu
apakah marah itu perlu dilakukan atau tidak.

c. Terangkan masalah dengan jelas. Ketika merasa suasana memanas, mintalah pasangan supaya menjelaskan penyebab pertengkaran tersebut sehingga masing-masing dapat memahami masalahnya.

d. Nyatakan perasaan kita secara langsung. Memberikan tanggapan kepada apa yang dilakukan
pasangan jauh lebih baik daripada tidak memberikan tanggapan untuk membela diri terhadap hal yang tidak membawa kemajuan.

e. Nilai Intensitas perasaan-perasaan kita. Hal tidak seiman akan menimbulkan masalah, karena
apa yang dianggap penting oleh seseorang mungkin kelihatan tidak penting bagi pasangan.

f. Berhenti Menghina.

Memelihara Jiwa Pernikahan

Kebutuhan dalam pernikahan bukanlah sekedar kegembiraan, daya tarik dan kegiatan yang lebih
banyak, tetapi jauh dari semua itu pernikahan membutuhkan kehidupan rohani. Setidaknya disiplin kehidupan rohani akan membawa teman hidup berjalan dari kehidupan biasa saja menuju ke kedalaman ibadah, pelayanan dan doa.

a. IBADAH. Ibadah memiliki cara tertentu untuk mengubah suatu hubungan. Ibadah bersama akan menjadi suatu sarana untuk memelihara jiwa pernikahan. Pasangan suami istri yang sering melakukan ibadah bersama sepanjang hidup akhirnya akan memperbesar kemampuan untuk saling mencintai.

b. PELAYANAN. Dengan berbuat baik kepada orang lain secara bersama-sama, akan membantu menumbuhkan perasaan saling memiliki dan mensyukuri kebahagiaan yang telah dinikmati secara bersama-sama. 

c. DOA. Hal penting dalam berdoa adalah "mengucap syukur". Setiap usaha yang kita buat untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa bersama akan memelihara hubungan dan jiwa pernikahan. 

Sumber: Otamer

http://aditmg.blogspot.com/2013/11/cinta.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar